Merekainilah yg disebut para ulama sebagai mujassimah & musyabbihah. Mereka ini tak pernah sadar bahwa kalau artinya demikian, maka tak ada istimewanya Allah dengan perkataan Laisa kamitslihi syai'un itu. Bukankah banyak sekali bentuk fisik yg unik tak ada duanya di seluruh penjuru semesta. artilaisa kamislihi syaiunkajian makrifat - bagian 61makrifat ayahanda tuan guru kh. ahmad fansyuri rahman----- ALLAHSWT adalah Laisa Kamitslihi Syaiโ€™un - YouTube Ala_nu - โ€โ€Žูˆู„ู‚ุฏ ูƒุงู† ู…ู† ู…ุฌุฑุจุงุช ุงู„ุณุงุฏุฉ ุงู„ุดุงุฐู„ูŠุฉ ู„ู‚ุถุงุก ุงู„ุญูˆุงุฆุฌ ูˆุชูุฑูŠุฌ ุงู„ูƒุฑูˆุจ ุฃู† ูŠู‚ูˆู„ูˆุง " ู„ูŠุณ ู„ู‡ุง ู…ู† ุฏูˆู† ุงู„ู„ู‡ ูƒุงุดูุฉ " (313 ู…ุฑุฉ) ูˆุฌุฑุจูˆู‡ุง ููˆุฌุฏ ุงู„ุนุฌุจ! . Diantara salah satu amalan Lirik Teks Shalawat Man Ana, Arab, Latin dan Artinya - Habib Syech - 2 - tentang laisa Apaarti iklan dari susu bear brand? - Quora. ECERAN Bear Brand Susu Sapi Steril Susu Sapi Gambar Beruang Produk Nestle - 189ml | Shopee Indonesia Sama Dengan Berapa Kilo Cat Rambut Tancho Bubuk Sosialisasi Partisipatif Desain Miniatur Rumah Perspektif 3 Titik Hilang Arti Laisa Kamislihi Syaiun Menurut Makrifat. NABIMUSA DAN BUKIT THURSINA. Posted on 3:49 PTG by Qalam-hatiku.blogspot.com. Kisah Nabi Musa as, dimana pada suatu hari Nabi Musa bermunajat kepada Allah SWT, โ€œYa Allah, ya tuhanku perzahirkanlah rupa paras mu, ya Allah aku nak tengok, aku nak lihat dan aku nak tilik wajah mu ya Allah. Kata Allah SWT,โ€Tidak boleh ya Musa, kamu ๏ปฟDIMENSICINTA DALAM SIFAT TUHAN. Dalam alqurโ€™an disebutkan โ€œQulidโ€™ulloha awidโ€™urrahman ayyama tadโ€™u falahul asmaul husnaโ€œ berdoalah kalian dengan memanggil nama Allah atau memanggil ar rahman, karena bagiNya ada nama nama yang baikโ€. ( Qs. 17 : 10 ).Memperhatikan nama nama Allah dalam alqurโ€™an, akan didapati dua klasifikasi Bertemuitu dlm arti bertatap muka. Atau merasa diri kita putih mukhalafah :D 03 Mei, 2013 08:24 Apapun yg terlihat saat sedang latihan DIAM jangan terpaku kesana. karena Allah itu laysa kamislihi syaiun. tiada serupa dg apapun. bukan cahaya, bukan kabut, bukan gelap, bukan hitam. jadi apapun yg terlihat pastikan itu bukan Allah. 03 Mei Bahkanwajib mengiqtikadkan bahwa ALLAH TAALA itu: LAIYSA KAMISLIHI SYAI'UN FIIL ARDI WALA FISSAMA' _____ โˆš Tidak ada di dlm sesuatu. โˆš Tidak ada di luar sesuatu. โˆš Tidak ada sesuatu di dalamnya. โˆš Tidak ada di atas. โˆš Tidak ada di bawah. โˆš Tidak ada di kiri. โˆš Tidak ada di kanan. โˆš Tidak ada di hadapan. โˆš Tidak ada di belakang. OfxzO. ๏ปฟHakikat Insan - ALLAH & FIRMAN Bagaimana bisa Allah yangโ€ฆ Facebook ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ูƒูŽู…ูุซู’ู„ูู‡ู ุดูŽูŠู’ุกูŒLAISA KAMITSLIHI SYAIUN Dialah Allah, Yang Maha Esa memahami laisa kamislihi syaiun - Ahmad - YouTube ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ูƒูŽู…ูุซู’ู„ูู‡ู ุดูŽูŠู’ุกูŒLAISA KAMITSLIHI SYAIUN Bab 8 Soalan 52 Apakah maksud Allah melihat dengan SEKALI LIHAT? Allah mendengar dengan SEKALI DENGAR? Allah berkata dengan SEKALI KATA? Apa kaitannya dengan ayat KUN ALLAH SWT adalah Laisa Kamitslihi Syaiโ€™un - YouTube LAISA KAMISLIHI SYAIUN BERBANDING TRILOGY TAUHID ALA SEBUAH SEKTE - fitnah fitnah akhir zaman Pertuhankan hanya kepada Allah Tonnydreamtheaterโ€™s Blog Memahami Laisa Kamitslihi Syaiun Hikmah Buya Yahya - YouTube SITI JENAR - BONUS ARTIKEL Dzikrullah Bukan Ingat Allah tapi Sadar Allah Kata Dzikir memang kalau di terjemahkan menjadi ingat, tapi ketika dzikir tersebut di hubungkan dengan Allah โ€œdzikrullahโ€ maka objek ingat Laisa Kamislihi Syaiun Surat HARGAI - TVTarekat Rahasia ILLAHi - MARTABAT HATI Teringat ketika kakek ku berkata โ€œcucuku.. cukup bagimu mengenalku lalu jagalah hati-mu selaluโ€ .โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€” Inilah hal yang menyatakan โ€œMARTABAT HATI โ€ Hati itu ada 2 Apakah Allah Punya Wajah? Maksud Ayat Laisa Kamislihi Syaiโ€™un - Tadqiq Dakwah TQN PPSS Facebook Sholat dalam pandangan Ilmu Hakekat Jalan Akhirat Makna Laisa Kamitslihi Syaiun - Kajian Medina Allah Wujud Tiada Bertempat.. RAHSIA HAKIKAT SHOLAT LAISA KHAMISLIHI SYAIUN - TVTarekat Makna Laisa Kamitslihi Syaiun - Kajian Medina Khusus . Makrifat - โ˜†Haqikat Shalat Dan Perjalanan Hidupโ˜† Perjalanan hidup ataupun perjalanan dalam agama semua berdasarkan hukum dan aturan yg harus mampu dilalui dan ditaati serta mampu untuk dijalankan Kendati diri hanyalah seorang RAHSIA HAKIKAT SHOLAT Kitab Makrifat PDF Tasybih dan Tanzih Hai jiwa-jiwa nan tenang kembalilahโ€ฆ Ilmu Hikmah PDF Fitrah hakiki - ๅธ–ๅญ Facebook TvTarekat Ringkasan Mengenal Zikir Syariat, Tarekat, Hakikat dan Makrifat Zikir Rahsia - TVTarekat Makrifat tentang dzat Alllah sifat ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ูƒูŽู…ูุซู’ู„ูู‡ู pada Alllah Allahu laysa kamithlihi shay' - Solo - YouTube keseluruhan Al Quran pada titik ba by siti sxn Hal Keadaan Tuhan ~ Pusaka Madinah Garis Besar Kitab Diri Yang Tersembunyi PDF Arti Laisa ู„ูŽูŠู’ุณูŽ dan Contoh Kalimatnya - TAMAN CINTA ALLAH TIDAK SERUPA DENGAN MAKHLUKYA doKTrin WAHDAH AL-WUJUD dalam nasKah RAMBANG Doktrin Wahdah AlWujud dalam Naskah Rambang Tegal Muhammad - [PDF Document] Fitrah hakiki - ๅธ–ๅญ Facebook MENGENAL DIRI, MENGENAL ALLAH~ - TVTarekat MAQOM AL MUWAHIDIN ''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''' ALAM ini se doKTrin WAHDAH AL-WUJUD dalam nasKah RAMBANG Doktrin Wahdah AlWujud dalam Naskah Rambang Tegal Muhammad - [PDF Document] Ajaran Mengenal Diri Studi Naskah Tasawuf yang Berkembang di Kalimantan Selatan Kajian Hadi ALLAH itu LAISA KAMISLIHI SYAIUN !!!! - YouTube Kumpulan Artikel Makrifat - 2 PDF Kitab Makrifat - Mempelajari Sholat Hakekat - ID5cfac9883cb60 Hal Keadaan Tuhan ~ Pusaka Madinah DOC NASKAH-NASKAH ILMU DAN AMALAN Abah Saddam - Fitrah hakiki - ๅธ–ๅญ Facebook Sandal jepit.. Sepasang sandal jepit Laman 2 KOSONG / ADAM. / MATI - TVTarekat MANUSIA PENANAMAN NILAI-NILAI SPIRITUAL DALAM KEGIATAN TAREKAT QADIRIYAH NAQSYABANDIYAH TQN DI LEMBAGA DAKWAH TQN SURYALAYA KABUPATEN CakNun Terbaru Allah Itu Laisa Kamitslihi Syaiun atau Tidak Menyerupai Apapun - YouTube Tuak Lombok Illahi - 1 PDF Mengenal Diri-Flip eBook Pages 201 - 250 AnyFlip AnyFlip PDF MANUSIA & TUHAN Erwin Saputra - NASKAH-NASKAH TAUHID Kitab Barencong Apk Download - APK free PENANAMAN NILAI-NILAI SPIRITUAL DALAM KEGIATAN TAREKAT QADIRIYAH NAQSYABANDIYAH TQN DI LEMBAGA DAKWAH TQN SURYALAYA KABUPATEN MANUSIA RAHSIA HAKIKAT SHOLAT - PDF Download Gratis One Mysterious Generation Official 489 2018 DUA KALIMAH SYAHADAH - akal baligh Kajian Hadi ALLAH itu LAISA KAMISLIHI SYAIUN !!!! - YouTube NASKAH-NASKAH TAUHID PEMIKIRAN TEOLOGI ISLAM MODERN keseluruhan Al Quran pada titik ba by siti sxn tenteraangin โ€“ Kajian Ilmu Ghaib Hakikat Shalat PDF Ilmu Hikmah [z0xj7xgywgln] MENGENAL DIRI, MENGENAL ALLAH~ - TVTarekat MANUSIA - PDF MANUSIA & TUHAN Erwin Saputra - Inilah Jawapan Satu Nama Allah Yang Tersembunyi 6 dec pg โ€“ MAKRIFAT TOK KENALI Bolehkah Membayangkan Dzat Allah? Islam NU Online PENANAMAN NILAI-NILAI SPIRITUAL DALAM KEGIATAN TAREKAT QADIRIYAH NAQSYABANDIYAH TQN DI LEMBAGA DAKWAH TQN SURYALAYA KABUPATEN Laisa kamislihi syaiun wahuwa samiul Basir ayat diatas menunjukkan bahwa Allah Subhanahu Wa Taโ€™ala - Ilmu Hikmah [z0xj7xgywgln] MEMPELAJARI SHOLAT HAKEKAT Ini Jawaban Singkat di Mana, Bagaimana, Kapan, dan Berapa Allah Islam NU Online Makrifat tentang dzat Alllah sifat ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ูƒูŽู…ูุซู’ู„ูู‡ู pada Alllah Mempelajari Sholat Hakekat [5143zxv5zolj] Mempelajari Sholat Hakekat [PDFTXT] RAHSIA HAKIKAT SHOLAT - PDF Download Gratis Makrifat Tok Kenali โ€“ MAKRIFAT TOK KENALI Dat laesa kamislihi wayang golek Lagu MP3 dan Video MP4 Download MB - Zona Lagu DOC NASKAH-NASKAH ILMU DAN AMALAN Abah Saddam - Mempelajari Sholat Hakekat [PDFTXT] Ngangsu Kaweruh - . MENEMPUH JLN KEROHANIAN DGN JLN DZIKIR ************************************************************* . 4 TAHAP DZIKIR ********************* 1. DZIKIR GHAFLAH LALAI 2. DZIKIR YAQAZAH SEDAR 3. DZIKIR KHUDUR Mempelajari Sholat Hakekat [5143zxv5zolj] ilmu hikmah - sejati - Tuhan dan CiptaanNya Hakikat Shalat PDF RAHSIA HAKIKAT SHOLAT Dat laesa kamislihi wayang golek Lagu MP3 dan Video MP4 Download MB - Zona Lagu PENANAMAN NILAI-NILAI SPIRITUAL DALAM KEGIATAN TAREKAT QADIRIYAH NAQSYABANDIYAH TQN DI LEMBAGA DAKWAH TQN SURYALAYA KABUPATEN PEMIKIRAN TEOLOGI ISLAM MODERN MEMPELAJARI SHOLAT HAKEKAT Dzikrullah Bukan Ingat Allah tapi Sadar Allah - Kajian Hakikat Huruf Hijaiyah Maret 2016 LAISA KHAMISLIHI SYAIUNKEKOSONGAN itulah ADA maknanya KEWUJUDAN yakni membawa pengertian TIADA/HENING..TERBIT pengertian dzatNya dalam istilah KEESAAN maknanya semua itu NYATA BAGI DIRIKU..ZATULHAQ WUJUD ADA MUSTAHIL TIADATIADA itulah istilahnya pandangan sudut dari ruang KEESAAN yakni suasana yang terbit kearah satu daya kekuatan yang kesemua itu adalah NYATA didalam keberadaanNya yakni keAgongganNya dibalik kesendirian itulah Tiada lain hanya TITIK MAKRIFATULLAH istilah WUJUD keberadaanNya.."Bawalah kemanapun sudut pandanganmu maka disitulah WAJAHKU""Maka di sinilah BERMULANYA PERANAN PENTING TERLAKAR YANG MENJADIKAN ITU ALKISAH...Yang dikatakan jangan memcampuri yang HAQ Dan BATIL itu disinilah yang tidak diambil titik beratnya.. Sehingga sudut dan tempatnya bermula...Jadi...Yang mana yang ini bermula,Fahamkan betulยฒ...Kern disudut ini dari segi bahasanya,pandangannya,kaitannya dan memcari persamaannya telah lain yakni telah berunsur dari istilah berperanan melalui sudut pengertian, kefahaman dan dari istilah keilmuan itu sendiri...""Seandainya bukan karena ENGKAU, AKU tidak menjadikan segala sesuatu.."kenalilah ZAHIR dan BATHINMaka akan kenallah DZAT dan SIFATKEESAAN yakni Nyatanya telah WUJUD, istilah wujud itulah TERBInya KEINGINAN atas kerna INGIN DIKENALI.. LAISA inilah perihalnya yang tersirat itu kepada ruang bagi menzahirkan Nyatalah KEESAAN itu tersurat atas kerna ingin dikenali, maka terbitlah ia menjadi tumpuan melalui keinginan yakni DZAT asaljadinya itu melahirkan kehendak yakni SIFAT..Dalam istilah bahasa keilmuannya.. SAMA TAPI TAK SERUPA.. AKU ADALAH AKU. KAU DARI AKU,KAU BUKAN AKU,TAPI AKU ADALAH ENGKAU.. AKU Yang Awal dan AKU Yang Akhir AKU Yang Zhahir dan AKU Yang Bathin AKU Mengetahui segala sesuatu..Cukup penegasan ini menjadi batas untuk tidak MELAMPAUI BATAS.."Dan AKU bersama KAMU di mana saja KAMU berada.,AKU yakni ZDAT Melihat apa yang KAMU kerjakan.."Perhatikan baikยฒ disini...Dari gelaran KAU itu telah menjadi "KAMU"..Inilah maksudnya BESERTA...Selama ini apa pengertian kami tentang BESERTA itu..?Selama ini apa pemahaman kami tentang BESERTA itu..? Antara DZAT ATAU SIFAT..YANG MANA SATU..? Harus difahami BETULยฒ.. Disini wilayahnya yang masih tiada NAMA masih tiada GELARAN..jika masih belum NAMA dan GELARAN.. Oleh kerana telah terbitnya "KAMU" itu tadi Maka.... DiperkenalkanlahSIFATULHAQINILAH WILAYAHNYA... Terlahirlah SIFAT yang meliputi dan tidak meliputi itu berperaan mengikut kadar ruang dan detik yang menghasilkan daya tali arus keluar dan masuk mengikut peredaran ruang yang terbentuk itulah PENGETAHUAN yang ADA DALAM KETIADAAN itu DENGAN SENDIRINYA terbentuk keinginan dari ingin dikenali itu dalam istilah keilmuannya adalah NUR yakni pengertian dari sudut Hakikatnya adalah....Tidak berpisah Nur dengan yang punya Nur...Maknanya DZAT dan SIFAT itu Sentiasa bergandingan dan sentiasa tidak terpisah..Cukup kefahaman itu DARI AKU melalui keilmuan pada yang ingin mengenali..Dan untuk memperlihatkan akan kesemua itu dengan kehendak untuk DIKENALI.. BERDIRILAH DENGAN SENDIRINYA KEBIJAKSAAN itu dikenali sebagai KEILMUAN.. Maka Diperkenalkanlah.. ASMAULHAQ, AKU yakni LAISA ini....Cukup dikenal KEESAAN KU hanya menyebut nama ALLAH yakni DZAT,KAU beserta KAMU adalah SIFATKU..INILAH ANTARA PENYAKSIAN KAU DARI KESAKSIAN AKU... AGAR "KAU" KENALKAN AKU KEPADA "KAMU KESEMUANYA Melalui NAFASTiada KAU hanya selain AKU,Kerna YANG TERPUJI itulah KAU pesuruh AKU.. "Dan AKU bersama KAMU di mana saja KAMU berada.,AKU yakni DZAT Melihat apa yang KAMU kerjakan.."Dimana KAMU..?Dimana kesedaran yang membawa gelaran KAMU ini..?Jika telah menyedarinya, Disudut mana pula peranan KAMU ini BESERTA..? Dan jika telah diperlihatkan akan kebesertaan KAMU itu,Disudut pandangan mana tempatnya kesaksian itu oleh KAMU..?dan disudut mana pula tempatnya penyaksian AKU itu pada KAMU..?Dan jika telah JELAS segalanya..Hadirlah HAQ soalan tu atas KAMU,SIAPA KAMU?? Perhatikan...Kerna semua ini adalah berkenanan tentang DIRI KAMU, Kerna itu peranan "KAU" tiada kena mengena antara "KAMU" dan "AKU"Yang membawa peranan dari sudutnya, yang hadir membawa jarak bersama aturan tetap mengikut Aturan..Maka diperkenalkanlah... "BILLAHI" affalulHAQ, WA ANNA SIRRUHU... Inilah ruangnya "AKULAH RAHSIANYA" itu pada KAMU yang berperanan KAMI itu membawa HAQNYA.. Sumber dari Hakikat Insan About roslanTv Tarekat Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis. .ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู… ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ูˆุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ู‰ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ูˆุจุนุฏ Allah berfirman ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ูƒูŽู…ูุซู’ู„ูู‡ู ุดูŽู‰ุกูŒ ุณูˆุฑุฉ ุงู„ุดูˆุฑู‰ 11 โ€œDia Allah tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya baik dari satu segi maupun semua segi, dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nyaโ€. QS. as-Syura 11. Penjelasan Ayat ini adalah ayat yang paling jelas dalam al Qur'an yang berbicara tentang tanzih mensucikan Allah dari menyerupai makhluk, at-Tanzih al Kulliy; pensucian yang total dari menyerupai makhluk. Jadi maknanya sangat luas, dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah maha suci dari berupa benda, dari berada pada satu arah atau banyak arah atau semua arah. Allah maha suci dari berada di atas arsy, di bawah arsy, sebelah kanan atau sebelah kiri arsy. Allah juga maha suci dari sifat-sifat benda seperti bergerak, diam, berubah, berpindah dari satu keadaan ke keadaan yang lain dan sifat-sifat benda yang lain. Al-Imam Abu Hanifah berkata ุฃู†ู€ู‘ู‰ ูŠูุดู’ุจูู‡ู ุงู„ู’ุฎูŽุงู„ูู‚ู ู…ูŽุฎู’ู„ููˆู’ู‚ูŽู€ู‡ู "Mustahil Allah menyerupai makhluk-Nya". Dengan demikian Allah tidak menyerupai makhluk-Nya, dari satu segi maupun semua segi. Al-Imam Malik berkata ูˆูŽูƒูŽูŠู’ููŽ ุนูŽู†ู’ู‡ู ู…ูŽุฑู’ูููˆู’ุนูŒ "Kayfa bagaimana; sifat-sifat benda itu mustahil bagi Allah". Perkataan al-Imam Malik ini diriwayatkan oleh al-Hafizh al-Bayhaqi dengan sanad yang kuat. Maksud perkataan al-Imam Malik ini adalah bahwa Allah maha suci dari al Kayf sifat makhluk sama sekali. Definisi al Kayf adalah segala sesuatu yang merupakan sifat makhluk seperti duduk, bersemayam, berada di atas sesuatu dengan jarak dan lainโ€“lain. ุงู„ู’ู…ูŽุญู’ุฏููˆู’ุฏู ุนูู†ู’ุฏูŽ ุนูู„ูŽู…ูŽุงุกู ุงู„ุชู‘ูˆู’ุญููŠู’ุฏู ู…ูŽุง ู„ูŽู‡ู ุญูŽุฌู’ู…ูŒ ุตูŽุบููŠู’ุฑู‹ุง ูƒูŽุงู†ูŽ ุฃูˆู’ ูƒูŽุจููŠู’ุฑู‹ุงุŒ ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽุฏู‘ู ุนูู†ู’ุฏูŽู‡ูู…ู’ ู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ุญูŽุฌู’ู…ู ุฅู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ุตูŽุบููŠู’ุฑู‹ุง ูˆูŽุฅู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ูƒูŽุจููŠู’ุฑู‹ุงุŒ ุงู„ุฐู‘ูŽุฑู‘ูŽุฉู ู…ูŽุญู’ุฏููˆู’ุฏูŽุฉูŒ ูˆูŽุงู’ู„ุนูŽุฑู’ุดู ู…ูŽุญู’ุฏููˆู’ุฏูŒ ูˆูŽุงู„ู†ู‘ููˆู’ุฑู ูˆูŽุงู„ุธู‘ูŽู„ุงูŽู…ู ูˆูŽุงู„ุฑู‘ููŠู’ุญู ูƒูู„ู‘ูŒ ู…ูŽุญู’ุฏููˆู’ุฏูŒ. "Menurut ulama tauhid yang dimaksud dengan al-mahdud sesuatu yang berukuran adalah segala sesuatu yang memiliki bentuk baik kecil maupun besar. Sedangkan pengertian al-hadd batasan menurut mereka adalah bentuk baik kecil maupun besar. Adz-Dzarrah sesuatu yang terlihat dalam cahaya matahari yang masuk melalui jendela mempunyai ukuran dan disebut Mahdud demikian juga arsy, cahaya, kegelapan dan angin masing-masing mempunyai ukuran dan disebut Mahdud ". Penjelasan Allah berfirman ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ู„ู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุฎูŽู„ูŽู‚ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงูˆูŽุงุชู ูˆูŽุงู’ู„ุฃูŽุฑู’ุถูŽ ูˆูŽุฌูŽุนูŽู„ูŽ ุงู„ุธู‘ูู„ูู…ูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู†ู‘ููˆุฑูŽ ุณูˆุฑุฉ ุงู„ุฃู†ุนุงู… 1 "Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menjadikan kegelapan dan cahaya" QS. al An'am 1. Dalam ayat ini Allah ta'ala menyebutkan langit dan bumi, keduanya termasuk benda yang dapat dipegang oleh tangan Katsif. Allah juga menyebutkan kegelapan dan cahaya, keduanya termasuk benda yang tidak dapat dipegang oleh tangan Lathif. Ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa pada Azal keberadaan tanpa permulaan tidak ada sesuatupun selain Allah, baik itu benda katsif maupun benda lathif. Dan ini berarti bahwa Allah tidak menyerupai benda lathif maupun benda katsif. Allah ta'ala menciptakan alam ini terbagi menjadi dua bagian benda dan sifat benda. Benda terbagi menjadi dua Pertama benda katsif yaitu benda yang dapat dipegang oleh tangan seperti pohon, manusia, air dan api. Kedua Benda Lathif, yaitu benda yang tidak dapat dipegang oleh tangan seperti cahaya, kegelapan, ruh, udara. Masing-masing benda memiliki batas, ukuran, dan bentuk, Allah berfirman ูˆูŽูƒูู„ู‘ู ุดูŽู‰ู’ุกู ุนูู†ุฏูŽู‡ู ุจูู…ูู‚ู’ุฏูŽุงุฑู ุณูˆุฑุฉ ุงู„ุฑุนุฏ 8 "Segala sesuatu bagi Allah memiliki ukuran yang telah ditentukan" QS. ar-Ra'd 8 Bahwa benda katsif memiliki ukuran adalah hal yang sudah jelas. Sedangkan mengenai bahwa benda lathif memiliki ukuran adalah sesuatu yang memerlukan pengamatan dan penelitian yang seksama. Cahaya misalnya memiliki tempat dan ruang kosong yang diisi olehnya, cahaya matahari menyebar ke areal/jarak yang sangat luas yang diketahui oleh Allah, ukurannya sangat luas. Sementara cahaya lilin ukurannya sangat kecil. Cahaya kunangโ€“kunang yang berjalan di rerumputan di malam hari, Allah jadikan cahayanya sekecil itu. Cahaya yang paling luas adalah cahaya surga. Jadi masing-masing cahaya tersebut memiliki batas dan ukuran yang membatasinya. Kegelapan juga memiliki ukuran dan ruang kosong yang diisi olehnya. Kadang tempat kegelapan tersebut sempit dan kadang luas. Demikian juga angin memiliki tempat yang diisi olehnya. Para Malaikat diperintahkan oleh Allah untuk menimbangnya dan mengirimkannya sesuai dengan perintah dan ketentuan Allah. Ada angin yang dingin, angin yang panas. Ada angin yang Allah kirimkan untuk menghancurkan suatu kaum, begitu juga ada angin yang dikirimkan sebagai rahmat. Jadi masing-masing angin tersebut memiliki timbangan yang telah ditentukan oleh Allah. Demikian juga, ruh memiliki ukuran. Ketika ruh berada pada tubuh manusia, ruh berukuran sama dengan badan orang tersebut dan ketika ruh berpisah, meninggalkan badan seseorang ia bertempat di udara tanpa menyatu dengan jasadnya. Kesimpulannya; setiap makhluk pasti memiliki tempat, baik tempat yang besar maupun yang kecil. Benda paling kecil yang diciptakan oleh Allah dan bisa dilihat oleh mata adalah haba'. Haba' adalah sesuatu yang kecil yang terlihat apabila sinar matahari masuk ke dalam rumah dari jendela, nampak seperti debu yang kelihatan oleh mata, benda ini disebut haba'. Memang masih ada lagi benda yang lebih kecil dari haba', yang bahkan tidak dapat dilihat oleh mata karena sangat kecilnya, walaupun demikian tetap saja benda tersebut memiliki bentuk yaitu bentuk yang paling kecil yang diciptakan oleh Allah yang disebut dalam istilah tauhid al-Jawhar al-Fard; bagian yang tidak bisa dibagi-bagi lagi. Al-Jawhar al-Fard adalah benda yang paling kecil yang diciptakan oleh Allah, al-Jawhar al-Fard adalah asal bagi semua benda. Semua benda ini memilki batas dan ukuran dan karenanya membutuhkan kepada yang menjadikannya dalam ukuran tersebut, dan dengan begitu benda tidak sah menjadi tuhan. Ketuhanan hanya sah berlaku bagi yang tidak memiliki ukuran sama sekali, yaitu Allah yang maha suci dari status Mahdud Allah tidak memiliki batas dan ukuran. Makna Mahdud di sini tidak hanya berlaku bagi sesuatu yang memiliki bentuk kecil saja akan tetapi sesuatu yang memiliki bentuk yang besar juga disebut Mahdud. Sedangkan al-A'radl adalah sifat benda seperti bergerak, diam, warna, rasa dan lainโ€“lain. Jadi di antara sifat benda adalah bergerak dan diam, sebagian benda terus-menerus bergerak, yaitu bintang, bahkan an-Najm al-Quthbi bintang yang bisa menunjukkan arah kiblat sekalipun bergerak, hanya saja gerakannya pelan dan bergerak di tempatnya. Sebagian benda lagi ada yang terusโ€“menerus diam seperti tujuh langit yang ada. Sebagian benda lagi kadang diam dan kadang bergerak seperti manusia, malaikat, jin dan binatang. Termasuk di antara sifat benda juga adalah berwarna kadang sesuatu berwarna putih, ada yang berwarna merah, kuning atau hijau. Matahari juga memiliki sifat, di antara sifatnya adalah panas. Angin juga memiliki sifat di antara sifatnya adalah dingin, panas, berhembus dengan kuat atau pelan. Jadi Allah ta'ala yang menciptakan alam ini dengan berbagai macam jenis dan bentuknya, maka Dia tidak menyerupainya, dari satu segi maupun semua segi. Allah ta'ala tidak menyerupai benda katsif maupun benda lathif dan juga tidak bersifat dengan sifatโ€“sifat benda, Allah tidak menyerupai satupun dari segala sesuatu yang diciptakan-Nya, oleh karena itu Ahlussunnah mengatakan ุงู„ู„ู‡ู ู…ูŽูˆู’ุฌููˆู’ุฏูŒ ุจูู„ุงูŽ ู…ูŽูƒูŽุงู†ู ูˆูŽู„ุงูŽ ุฌูู‡ูŽุฉู "Allah ada tanpa tempat dan tanpa arah". Allah menjadikan arah atas sebagai tempat bagi arsy dan para Malaikat yang mengelilinginya dan juga sebagai tempat bagi al-Lauh al-Mahfuzh dan lain-lain. Allah menjadikan manusia, binatang, serangga dan lain-lain bertempat di arah bawah. Jadi Dzat yang menciptakan sebagian makhluk bertempat di arah arsy dan sebagian yang lain di arah bawah mustahil bagi-Nya memiliki arah. Karena seandainya dikatakan dia berada di salah satu arah atau bertempat di semua arah niscaya akan ada banyak serupa bagi-Nya, padahal Allah telah berfirman ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ูƒูŽู…ูุซู’ู„ูู‡ู ุดูŽู‰ุกูŒ ุณูˆุฑุฉ ุงู„ุดูˆุฑู‰ 11 "Tidak ada satupun yang menyerupai-Nya". Inilah aqidah yang diyakini oleh semua kaum muslimin di negara-negara muslim; Indonesia, Mesir, Irak, Turki, Maroko, AlJazair, Tunisia, Yaman, Somalia dan daratan Syam, mereka semua dan yang lain di negara-negara lain semua mengajarkan keyakinan ini. Sedangkan orang yang meyakini bahwa Allah adalah benda yang sama besarnya dengan arsy, memenuhi arsy atau separuh dari arsy atau meyakini bahwa Allah lebih besar dari arsy dari segala arah kecuali arah bawah atau bahwa Allah adalah cahaya yang bersinar gemerlapan atau bahwa Allah adalah benda yang besar dan tidak berpenghabisan atau berbentuk seorang yang muda atau remaja atau orang tua yang beruban, maka semua orang ini tidak mengenal Allah. Mereka tidak menyembah Allah, meskipun mereka mengira diri mereka muslim. Mereka bukanlah orang yang menyembah beribadah Allah, yang mereka sembah adalah sesuatu yang mereka bayangkan dan gambarkan dalam diri mereka, sesuatu yang sesungguhnya tidak ada. Musibah mereka yang paling besar adalah bahwa mereka tidak memahami adanya sesuatu yang bukan benda. Oleh karena itu mereka โ€“dengan segenap upaya- berusaha menjadikan Allah benda yang bersifat dengan sifat-sifat benda pula, lalu bagaimana bisa mereka mengaku mengenal dan memahami firman Allah Laysa Ka Mitsli Syaiโ€™ QS. Asy-Syura 11 dan beriman kepadanya?!! Seandainya mereka benar-benar mengetahui ayat tersebut dan beriman dengannya niscaya mereka tidak akan menjadikan Allah sebagai benda, karena alam ini seluruhnya adalah benda dan sifat-sifat yang ada padanya. Seandainya terjadi perdebatan antara orang-orang Musyabbihah orang-orang yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya seperti orang Wahhabi -yang meyakini bahwa Allah adalah benda, yang memiliki ukuran- dengan orang yang menyembah matahari. Orang Wahhabi akan mengatakan kepada penyembah matahari Anda, wahai penyembah matahari, matahari yang engkau sembah ini tidak berhak untuk menjadi tuhan. Penyembah matahari akan menjawab dan berkata kepada orang Wahhabi bagaimana mungkin matahari tidak berhak untuk disembah, padahal bentuknya indah, manfaatnya sangat besar, anda bisa melihatnya dan saya juga melihatnya dan semua orang melihatnya, semua orang mengetahui dengan baik manfaatnya. Bagaimana mungkin agama saya batil dan agamamu benar, sementara anda menyembah sesuatu yang anda bayangkan dalam diri anda, anda tidak melihatnya dan kami juga tidak melihatnya, anda mengatakan tuhan anda adalah bentuk yang besar yang duduk di atas arsy ?!!. Orang Wahhabi tidak akan memiliki dalil 'aqli argumen rasional, seandainya orang Wahhabi mengatakan al Qur'an telah menegaskan bahwa Allah adalah pencipta alam, Dia-lah yang berhak untuk disembah, tidak ada sesuatu selain-Nya yang berhak untuk disembah. Maka orang yang menyembah matahari tersebut akan mengatakan kepadanya Saya tidak beriman dengan kitab suci anda, berikan kepada saya dalil 'aqli bahwa matahari tidak berhak untuk dijadikan tuhan yang disembah dan bahwa apa yang anda sembah yang anda bayangkan dalam benak anda itu berhak untuk disembah! Maka orang Wahabi akan terdiam dan membisu. Sedangkan kita, Ahlussunnah memiliki jawaban yang rasional. Kita akan mengatakan kepada penyembah matahari matahari yang anda sembah, yang mempunyai ukuran tertentu dan bentuk tertentu, pasti membutuhkan kepada yang menjadikannya dalam ukuran dan bentuk tersebut. Sedangkan tuhan kami, Ia adalah sesuatu yang ada tetapi tidak menyerupai segala sesuatu yang ada, tidak menyerupai sesuatupun dari makhlukNya, Dia tidak memiliki ukuran, tidak memiliki bentuk, tidak memiliki arah, tidak memilki tempat dan tidak memiliki permulaan. Inilah Dzat yang ada, yang kami sembah yang dinamakan Allah. Dialah yang berhak untuk disembah. Dia yang menciptakan matahari yang anda sembah, manusia dan segala sesuatu yang lain. Seorang Sunni; penganut akidah Ahlussunnah ketika mengeluarkan hujjah 'aqli ini tanpa mengatakan Allah ta'ala berfirman demikian, telah mampu mengalahkan orang kafir yang menyembah matahari tersebut. Maka segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita petunjuk kepada keyakinan yang benar ini, kita tidak akan menemukan kebenaran dan petunjuk semacam ini seandainya tidak karena mendapat petunjuk Allah. Al-Imam Ali ibn Abi Thalib -semoga Allah meridlainya- berkata ู…ูŽู†ู’ ุฒูŽุนูŽู…ูŽ ุฃู†ู‘ูŽ ุฅูู„ู‡ูŽู€ูŽู†ูŽุง ู…ูŽุญู’ุฏููˆู’ุฏูŒ ููŽู‚ูŽุฏู’ ุฌูŽู‡ูู„ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽุงู„ูู‚ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุจููˆู’ุฏูŽ ุฑูŽูˆูŽุงู‡ ุฃุจููˆ ู†ูุนูŽูŠู… "Barang siapa beranggapan berkeyakinan bahwa Tuhan kita berukuran maka ia tidak mengetahui Tuhan yang wajib disembah belum beriman kepada-Nya" Diriwayatkan oleh Abu Nu'aym W 430 H dalam Hilyah al-Auliya, juz 1, h. 72. Penjelasan Maksud dari perkataan sayyidina Ali ini adalah bahwa orang yang berkeyakinan atau beranggapan bahwa Allah adalah benda yang besar atau kecil maka dia adalah kafir, tidak mengenal Allah, seperti orang yang meyakini bahwa Allah menempati salah satu arah seperti arah atas. Karena dengan keyakinan seperti ini orang tersebut telah menjadikan Allah mahdud memiliki ukuran, padahal setiap yang mahdud berukuran besar atau kecil pasti membutuhkan kepada yang menjadikannya dalam ukuran tersebut, sementara yang membutuhkan itu lemah dan yang lemah mustahil menjadi tuhan. Dengan demikian dalam perkataan sayyidina Ali ini terdapat dalil yang jelas bahwa Allah maha suci dari hadd ukuran sama sekali. Maka barangsiapa yang menyandarkan kepada Allah sifat duduk, bersemayam, berada di atas sesuatu dengan jarak maka sesungguhnya dia tidak mengenal Allah, dan barangsiapa berkeyakinan demikian terhadap Allah maka sesungguhnya ia seorang kafir yang rusak akidahnya. Haba' memiliki ukuran, semut memiliki ukuran, manusia memiliki ukuran, matahari memiliki ukuran, langit memiliki ukuran, arsy memiliki ukuran. Jadi masing-masing yang disebutkan memiliki ukuran dan membutuhkan kepada yang menjadikannya dengan ukuran tersebut. Jadi, setiap sesuatu yang memiliki ukuran pasti dia adalah makhluk, yang membutuhkan kepada selainnya dan lemah maka tidaklah sah baginya sifat ketuhanan. Ketuhanan hanya sah bagi yang tidak memiliki bentuk dan ukuran; yaitu Dialah Allah yang tidak membutuhkan kepada seluruh alam, Dialah yang tidak mempunyai bentuk dan ukuran. Al-Imam al-Ghazali semoga Allah merahmatinya berkata ู„ุงูŽ ุชูŽุตูุญู‘ู ุงู„ู’ุนูุจูŽุงุฏูŽุฉู ุฅู„ุงู‘ ุจูŽุนู’ุฏูŽ ู…ูŽุนู’ุฑูููŽุฉู ุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุจููˆู’ุฏู โ€œTidak sah ibadah seorang hamba kecuali setelah mengetahui Allah yang wajib disembahโ€. Artinya barangsiapa yang tidak mengenal Allah dengan menjadikan-Nya memiliki ukuran yang tidak berpenghabisan misalnya maka dia adalah kafir. Dan tidak sah bentuk-bentuk ibadahnya seperti shalat, puasa, zakat, haji dan lainnya. Al-Imam Abu Ja'far ath-Thahawi 227-321 H berkata ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู€ู‰ ูŠูŽุนู’ู†ููŠ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ุญูุฏููˆู’ุฏู ูˆูŽุงู„ุบูŽุงูŠูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ุฃุฑู’ูƒูŽุงู†ู ูˆูŽุงู„ุฃุนู’ุถูŽุงุกู ูˆูŽุงู„ุฃุฏูŽูˆูŽุงุชู ู„ุงูŽ ุชูŽุญู’ูˆููŠู’ู‡ู ุงู„ู’ุฌูู‡ูŽุงุชู ุงู„ุณู‘ูุชู‘ู ูƒูŽุณูŽุงุฆูุฑู ุงู„ู’ู…ูุจู’ุชูŽุฏูŽุนูŽุงุชู "Maha suci Allah dari batas-batas bentuk kecil maupun besar, jadi Allah tidak mempunyai ukuran sama sekali, batas akhir, sisi-sisi, anggota badan yang besar seperti wajah, tangan dan lainnya maupun anggota badan yang kecil seperti mulut, lidah, anak lidah, hidung, telinga dan lainnya. Dia tidak diliputi oleh satu maupun enam arah penjuru atas, bawah, kanan, kiri, depan dan belakang tidak seperti makhluk-Nya yang diliputi enam arah penjuru tersebut". Penjelasan Al-Imam ath-Thahawi adalah Ahmad bin Muhammad bin Sallamah, lahir tahun 227 H. Jadi beliau masuk dalam makna hadits yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam ุฎูŽูŠู’ุฑู ุงู„ู’ู‚ูุฑููˆู’ู†ู ู‚ูŽุฑู’ู†ููŠ ุซูู…ู‘ูŽ ุงู„ู‘ุฐููŠู’ู†ูŽ ูŠูŽู„ููˆู’ู†ูŽู‡ูู…ู’ ุซูู…ู‘ูŽ ุงู„ู‘ุฐููŠู’ู†ูŽ ูŠูŽู„ููˆู’ู†ูŽู‡ูู…ู’ ุฑูŽูˆูŽุงู‡ู ุงู„ุชู‘ุฑู…ูุฐููŠ "Sebaikโ€“baik abad adalah abad-ku, kemudian satu abad setelahnya, kemudian satu abad setelahnya" HR. at-Tirmidzi Al-Imam ath-Thahawi menyebutkan perkataannya tersebut dalam kitab penjelasan aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah, yang kitab ini telah dianggap baik dan diterima oleh seluruh ummat Islam dari generasi ke generasi. Makna dari โ€œTa'alaโ€ adalah bahwa Allah maha suci Maksud perkataan ath-Thahawi bahwa Allah maha suci dari โ€Hududโ€ adalah bahwa Allah maha suci dari Hadd sama sekali. Hadd adalah benda dan ukuran, besar maupun kecil. Suatu benda pasti berada pada suatu tempat dan arah. Sedangkan Allah maha suci dari berupa benda, berarti Allah ada tanpa tempat. Seandainya Allah adalah benda niscaya akan ada banyak serupa bagi-Nya, padahal Allah ta'ala telah berfirman ููŽู„ุงูŽ ุชูŽุถู’ุฑูุจููˆู’ุง ู„ูู„ู‘ู‡ู ุงู„ุฃู…ู’ุซูŽุงู„ูŽ ุณูˆุฑุฉ ุงู„ู†ุญู„ 74 "Janganlah kalian membuat serupa-serupa bagi Allah"QS. an-Nahl 74 Dengan demikian barangsiapa mengatakan bahwa Allah memiliki hadd yang hadd tersebut tidak ketahui oleh kita, hanya Allah saja yang mengetahuinya maka sungguh orang ini adalah seorang yang kafir, karena dengan demikian dia telah menetapkan Allah sebagai benda yang memiliki bentuk dan ukuran. Maksud perkataan ath-Thahawi โ€La Tahwihi al-Jihat as-Sittu...โ€ bahwa Allah mustahil berada di salah satu arah atau di semua arah karena Allah ada tanpa tempat dan arah. Enam arah yang dimaksud adalah adalah atas, bawah, kanan, kiri, depan dan belakang. Maksud perkataan ath-Thahawi โ€Ka Sa-ir al-Mubtadaโ€™atโ€ adalah bahwa semua makhluk diliputi oleh arah, sedangkan Allah tidak menyerupai makhluk-Nya dari satu segi maupun semua segi dan Allah tidak bisa digambaarkan dalam hati dan benak manusia. al-Imam Ahmad ibn Hanbal mengatakan ู…ูŽู‡ู’ู…ูŽุง ุชูŽุตูŽูˆู‘ูŽุฑู’ุชูŽ ุจูุจูŽุงู„ููƒูŽ ูุงู„ู„ู‡ู ุจูุฎูู„ุงูŽูู ุฐูŽู„ููƒูŽ ุฑูˆูŽุงู‡ ุฃุจููˆ ุงู„ููŽุถู’ู„ู ุงู„ุชู‘ูŽู…ููŠู’ู…ููŠู‘ู "Apapun yang terlintas dalam benak kamu tentang Allah, maka Allah tidak seperti itu". Diriwayatkan oleh Abu al Fadll at-Tamimi. Jika ada pertanyaan Bagaimana hal demikian itu bisa terjadi bahwa ada sesuatu yang ada tetapi tidak bisa dibayangkan dan digambarkan dengan benak? Jawab Bahwa di antara makhluk ada yang tidak bisa kita bayangkan akan tetapi kita harus beriman dan meyakini adanya. Yaitu bahwa cahaya dan kegelapan keduanya dulu tidak ada. Tidak ada satupun di antara kita yang bisa membayangkan pada dirinya bagaimana ada suatu waktu atau masa yang berlalu tanpa ada cahaya dan kegelapan di dalamnya?! Meski demikian kita wajib beriman dan meyakini bahwa telah ada suatu masa yang berlalu tanpa dibarengi dengan cahaya dan kegelapan, karena Allah berfirman ูˆูŽุฌูŽุนูŽู„ูŽ ุงู„ุธู‘ูู„ูู…ูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูˆู’ุฑูŽ ุณูˆุฑุฉุงู„ุฃู†ุนุงู… 1 "...dan Dia yang telah menjadikan kegelapan dan cahaya" QS. Al-An'am 1. Artinya bahwa Allah yang telah menciptakan kegelapan dan cahaya dari yang sebelumnya tidak ada. Jika demikian halnya yang terjadi pada makhluk, maka lebih utama kita beriman dan percaya tentang Allah Yang mengatakan tentang Dzat-Nya Laysa Kamitslihi Syaiโ€™ QS. Asy-Syura 11, maka Allah tidak tergambar dalam benak dan tidak diliputi oleh akal, Allah ada, maha suci dari bentuk dan ukura, ada tanpa tempat dan arah. Al-Imam ath-Thahawi juga berkata ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูˆูŽุตูŽููŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุจูู…ูŽุนู’ู†ู‹ู‰ ู…ูู†ู’ ู…ูŽุนูŽุงู†ูู€ูŠ ุงู„ู’ุจูŽุดูŽุฑู’ ููŽู‚ูŽุฏู’ ูƒูŽููŽุฑูŽ โ€œBarangsiapa menyifati Allah dengan salah satu sifat manusia maka ia telah kafirโ€. Penjelasan Barangsiapa menyifati Allah dengan salah satu sifat manusia maka ia telah kafir. Sifatโ€“sifat manusia banyak sekali. Sifat yang paling nyata adalah baharu, yakni โ€ada setelah sebelumnya tidak adaโ€. Di antara sifat manusia juga adalah mati, berubah, berpindah dari satu keadaan ke keadaan yang lain, bergerak, diam, infi'al merespon peristiwa dengan kegembiraan atau kesedihan atau semacamnya yang nampak dalam raut muka dan gerakan anggota tubuh, turun dari atas ke bawah, naik dari bawah ke atas, berpindah, memiliki warna, bentuk, panjang, pendek, bertempat pada suatu arah dan tempat, membutuhkan, memperoleh pengetahuan yang baru, terkena lupa, bodoh, duduk, bersemayam, berada di atas sesuatu dengan jarak, berjarak, menempel, berpisah dan lainโ€“lain. Jadi barangsiapa mensifati Allah dengan salah satu sifat manusia tersebut maka dia telah kafir. Al-Imam Ahmad ar-Rifa'i W 578 H dalam al-Burhan al-Mu-ayyad berkata ุตููˆู’ู†ููˆู’ุง ุนูŽู‚ูŽุงุฆูุฏูŽูƒูู…ู’ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุชู‘ูŽู…ูŽุณู‘ููƒู ุจูุธูŽุงู‡ูุฑู ู…ูŽุง ุชูŽุดูŽุงุจูŽู‡ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู ูˆูŽุงู„ุณู‘ูู†ู‘ูŽุฉู ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุฐูŽู„ููƒูŽ ู…ูู†ู’ ุฃูุตููˆู’ู„ู ุงู„ู’ูƒููู’ุฑู โ€œHindarkan aqidah kamu sekalian dari berpegang kepada zhahir ayat al Qur'an dan hadits yang mutasyabihat, sebab hal demikian merupakan salah satu pangkal kekufuranโ€. Penjelasan Al-Imam ar-Rifa'i hidup pada abad ke enam hijriyyah, beliau adalah seorang ahli hadits, ahli tafsir, pengikut al-Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari dalam rumusan aqidah dan pengikut madzhab Syafi'i dalam fiqih. Beliau adalah orang paling mulia dan paling alim di masanya. Beliau sangat menekankan tanzih mensucikan Allah ta'ala dari menyerupai makhluk. Di antara perkataan beliau dalam masalah tanzih adalah perkataan yang beliau sebutkan dalam kitab al-Burhan al-Muayyad tersebut. Maksud perkataan beliau adalah bahwa orang yang mengambil zhahir sebagian ayat al Qur'an dan hadits Nabi, yang memberikan persangkaan bahwa Allah adalah benda yang bersemayam di atas arsy atau bahwa Allah berada di arah bumi atau bahwa Allah mempunyai anggota badan, bergerak dan yang semacamnya maka orang tersebut telah kafir. Seperti orang yang menafsirkan ayat ุงู„ุฑู‘ุญู’ู…ูŽู†ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุนูŽุฑู’ุดู ุงุณู’ุชูŽูˆูŽู‰ ุทู‡ 5 dengan duduk maka orang tersebut telah kafir. Karena mengatakan duduk bagi Allah adalah cacian terhadap-Nya sebab duduk adalah sifat malaikat, Jin, manusia, anjing, babi dan monyet. Makna ayat tersebut yang benar adalah bahwa Allah maha menguasai arsy. Makna ini layak bagi Allah karena Allah telah menamakan Dzat-Nya ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ู’ูˆูŽุงุญูุฏู ุงู„ู’ู‚ูŽู‡ู‘ูŽุงุฑ ูŠูˆุณู 39 โ€Allah maha esa lagi maha berkuasaโ€. Oleh karena itu orang-orang Islam biasa menamakan anak mereka dengan Abdul Qahir atau Abdul Qahhar, tidak ada seorangpun yang menamakan anaknya Abdul Jalis atau Abdul Qa'id. Demikian pula orang yang mengatakan bahwa Allah berada di atas arsy dengan ada jarak antara Allah dengan arsy, artinya tanpa menyentuhnya maka tetap saja dia seorang yang kafir. Karena setiap sesuatu yang berada di atas sesuatu yang lain pasti berkemungkinan berukuran sama dengan sesuatu tersebut atau lebih besar atau lebih kecil. Dan segala sesuatu yang menerima ukuran maka dia adalah makhluk, yang membutuhkan kepada yang menjadikannya dalam ukuran tersebut. Adapun pernyataan sebagian kaum Musyabbihah seperti kaum Wahhabiyah sekarang bahwa Allah berada di atas arsy yang di atas arsy tersebut tidak ada tempat pernyataan ini terbantahkan dengan hadits riwayat al-Bukhari, al-Bayhaqi dan lainnya bahwa Rasulullah bersabda ุฅู†ู‘ ุงู„ู„ู‡ูŽ ู„ูŽู…ูŽุง ู‚ูŽุถูŽู‰ ุงู„ู’ุฎูŽู„ู’ู‚ูŽ ูƒูŽุชูŽุจูŽ ูููŠ ูƒูุชูŽุงุจู ููŽู‡ููˆูŽ ู…ูŽูˆู’ุถููˆู’ุนูŒ ุนูู†ู’ุฏูŽู‡ู ููŽูˆู’ู‚ูŽ ุงู„ุนูŽุฑู’ุดู ุฅู†ู‘ูŽ ุฑูŽุญู’ู…ูŽุชููŠู’ ุบูŽู„ูŽุจูŽุชู’ ุบูŽุถูŽุจููŠู’ "Sesungguhnya Allah ketika menciptakan makhluk menciptakan kitab tulisan yang terletak di atas arsy dan dimuliakan oleh Allah yang berbunyi sesungguhnya tanda-tanda rahmat-Ku lebih banyak dari tanda-tanda murka-Ku" HR. al-Bukhari, al-Bayhaqi dan lainnya. Dan dalam riwayat Ibnu Hibban dengan redaksi ูˆูŽู‡ููˆูŽ ู…ูŽุฑู’ูููˆู’ุนูŒ ููŽูˆู’ู‚ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุฑู’ุดู "Dan dia arsy terangkat diletakan di atas arsy". Dengan demikian hadits ini adalah dalil bahwa di atas arsy terdapat tempat. Karena bila di atas arsy tidak ada tempat maka tentu Rasulullah tidak akan mengatakan bahwas kitab tersebut diletakkan di atasnya. Adapun kata โ€œโ€™Indahuโ€ dalam hadits tersebut adalah dalam makna โ€œdimuliakanโ€, karena penggunaan kata โ€œโ€™Indaโ€ mengandung makna untuk memuliakan, sebagaimana firman Allah tentang orang-orang yang saleh ูˆูŽุฅู†ู‘ู‡ูู…ู’ ุนูู†ู’ุฏูŽู†ูŽุง ู„ูŽู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูุตู’ุทูŽููŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ุฃุฎู’ูŠูŽุงุฑู ุต 47 Kata โ€œโ€™Indanaโ€ฆโ€ dalam ayat ini artinya untuk memuliakan bukan untuk menyatakan bahwa Allah berada pada tempat yang bertetanggaan atau bersampingan dengan tempat orang-orang saleh tersebut. Dengan demikian dalam keyakinan kaum Musyabbihah yang menetapkan Allah bertempat di atas arsy telah menjadikan kitab tersebut di atas sebagai keserupaan bagi-Nya. Ini artinya sama saja mereka telah mendustakan firman Allah โ€œLaysa Kamitslihi Syaiโ€™ Qs. Asy-Syura 11. Demikian juga orang yang memahami firman Allah ุฅูู†ู‘ูŽ ุฑูŽุจู‘ูŽูƒูู…ู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุฎูŽู„ูŽู‚ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงูˆูŽุงุชู ูˆูŽุงู’ู„ุฃูŽุฑู’ุถูŽ ูููŠ ุณูุชู‘ูŽุฉู ุฃูŽูŠู‘ูŽุงู…ู ุซูู…ู‘ูŽ ุงุณู’ุชูŽูˆูŽู‰ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุนูŽุฑู’ุดู ุงู„ุขุนุฑุงู 54 dengan menafsirkan bahwa Allah berada pada arah bawah atau arah bumi kemudian naik ke arah atas lalu menciptakan langit, kemudian Dia naik ke arsy lalu bersemayam bertempat maka orang ini telah menjadi kafir. Makna ayat yang benar adalah bahwa Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan bahwa Allah sebelum menciptakannya telah menguasai arsy. Kata โ€œtsummaโ€ artinya dalam makna โ€waโ€; maknanya โ€œdanโ€. Al-Imam Abu Manshur al-Maturidi berkata Firman Allah ุซูู…ู‘ูŽ ุงุณู’ุชูŽูˆูŽู‰ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุนูŽุฑู’ุดู artinya adalah " sungguh Allah telah menguasai arsy " . Begitu pula orang yang menafsirkan firman Allah ููŽุฃูŽูŠู’ู†ูŽู…ูŽุง ุชููˆูŽู„ู‘ููˆุง ููŽุซูŽู…ู‘ูŽ ูˆูŽุฌู’ู‡ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ุจู‚ุฑุฉ 115 diartikan dengan anggota tubuh atau bahwa Dia berada pada arah bumi maka dia seorang yang kafir. Makna yang benar; Wajhullah adalah Kiblat Allah, sebagaimana dinyatakan oleh al-Imam Mujahid; murid dari sahabat Abdullah ibn Abbas. Demikian pula orang yang memahami firman Allah ูƒูู„ู‘ู ุดูŽูŠุกู ู‡ูŽุงู„ููƒูŒ ุฅู„ุงู‘ ูˆูŽุฌู’ู‡ูŽู‡ู’ ุงู„ู‚ุตุต 88 dengan mengartikan bahwa alam ini adalah sesuatu maka ia akan punah, begitu pula Allah adalah sesuatu maka Dia akan punah, dan tidak ada sesuatu yang kekal dari Allah kecuali bagian wajah saja maka orang ini dihukumi kafir. Pemahaman buruk seperti ini sebagaimana penafsiran seorang Musyabbih yang bernama Bayan ibn Sam'an at-Tamimi. Adapun makna yang benar dari kata โ€Wajhahu..โ€ di atas adalah dalam makna โ€kerajaanโ€, atau dalam makna โ€sesuatu yang bisa mendekatkan diri kepada Allahโ€ sebagaimana takwil ini telah dinyatakan oleh al-Imam al-Bukhari dan al-Imam Sufyan ats-Tsauri. Demikian juga orang menafsirkan firman Allah tentang perahu Nabi Nuh ุชูŽุฌู’ุฑููŠู’ ุจุฃุนู’ูŠูู†ูู†ูŽุง ุงู„ู‚ู…ุฑ 14 dengan anggota tubuh mata maka orang tersebut telah kafir. Adapun makna yang benar adalah โ€memeliharaโ€, artinya bahwa perahu Nabi Nuh tersebut berjalan dengan โ€pemeliharanโ€ dan โ€penjagaanโ€ dari Allah sebagaimana hal ini telah dinyatakan oleh para ahli tafsir. Demikian pula orang yang memahami firman Allah ูŠูŽุฏู ุงู„ู„ู‡ู ููŽูˆู’ู‚ูŽ ุฃูŠู’ุฏููŠู’ู‡ูู…ู’ ุงู„ูุชุญ 10 dalam pengertian anggota tubuh maka orang tersebut telah kafir. Makna yang benar kata โ€yadโ€ di sini adalah โ€al-โ€™ahdโ€; artinya โ€janjiโ€ sebagaimana telah ditafsirkan oleh para ulama. Demikian pula orang yang menafsirkan firman Allah ูˆูŽุฌูŽุงุกูŽ ุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽู„ูŽูƒู ุตูŽูู‘ู‹ุง ุตูŽูู‘ู‹ุง ุงู„ูุฌุฑ 22 dalam makna bahwa Allah bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain maka orang tersebut telah kafir. Makna yang benar adalah โ€datang kekuasaan Allahโ€, artinya tanda atau pengaruh dari sifat kuasa-Nya, sebagaimana demikian telah ditafsirkan oleh al-Imam Ahmad ibn Hanbal sebagaimana telah diriwayatkan oleh al-Hafidz al-Baihaqi dengan sanad yang kuat dari al-Imam Ahmad. Demikian juga dengan orang yang menafsirkan firman Allah ุฃุฃู…ูู†ู’ุชูู…ู’ ู…ูŽู†ู’ ูููŠ ุงู„ุณู‘ู…ูŽุงุกู ุฃู†ู’ ูŠูŽุฎู’ุณูููŽ ุจููƒูู…ู ุงู„ุฃุฑู’ุถูŽ ุงู„ู…ู„ูƒ 16 dengan mengatakan bahwa Allah mengambil tempat dilangit maka orang tersebut telah kafir. Makna yang benar dari maksud โ€man fi as-samaโ€™โ€ adalah โ€Malaikatโ€, sebagaimana pemahaman ini telah dinyatakan oleh Syaikh al-Huffadz al-Imam Zainuddin Abdrrahim al-Iraqi dalam kitab al-Amaliy al-Mishriyah. Dalam menafsirkan hadits ุงุฑู’ุญูŽู…ููˆู’ุง ู…ูŽู†ู’ ูููŠ ุงู„ุฃุฑู’ุถู ูŠูŽุฑู’ุญูŽู…ู’ูƒูู…ู’ ู…ูŽู†ู’ ูููŠ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงุกู โ€Sayangilah oleh kalian orang yang berada di bumi niscaya kalian akan disayangi oleh yang berada di langitโ€, al-Imam al-โ€™Iraqi menafsirkannya dengan hadits riwayat lain dengan redaksi ุงุฑู’ุญูŽู…ููˆู’ุง ุฃู‡ู’ู„ูŽ ุงู„ุฃุฑู’ุถู ูŠูŽุฑู’ุญูŽู…ู’ูƒูู…ู’ ุฃู‡ู’ู„ู ุงู„ุณู‘ู…ูŽุงุกู "Sayangilah oleh kalian penduduk bumi niscaya kalian akan disayangi oleh penduduk langit", karena hadits yang kedua ini sangat jelas memberikan pemahaman bahwa yang dimaksud adalah para Malaikat. Demikian juga orang yang menafsirkan hadits al-Jariyah as-Sauda yang terdapat dalam riwayat al-Imam Muslim dengan berkesimpulan bahwa Allah mengambil tempat di arah atas berada di langit maka orang ini telah kafir. Hadits ini oleh sebagian ulama tidak diambil dengan alasan bahwa hadits tersebut adalah mutharib hadits yang memiliki banyak redaksi yang satu sama lainnya berbeda-beda, karenanya mereka manganggapnya cacat, disamping karena telah menyalahi dasar keyakinan. Sesungguhnya Rasulullah tidak pernah menghukumi ke-islam-an seseorang hanya karena mengatakan โ€Allah di langitโ€, karena kata-kata ini adalah keyakinan orang-orang Yahudi dan Nasrani. Bagaimana mungkin kata-kata โ€Allah di langitโ€ sebagai tanda bagi keimanan seseorang?! Sebagian ulama lainnya menerima hadits ini; namun tidak dipahami dalam makna zhahirnya, tetapi mereka mentakwilkannya. Bahwa pertanyaan Rasulullah kepada budak perempuan tersebut adalah dalam makna โ€Bagaimana engkau mengagungkan Allah?โ€. Dan makna jawaban budak tersebut โ€Fi as-Samaโ€™โ€ adalah dalam pengertian โ€sangat tinggi derajat-Nyaโ€. Maka berdasarkan pemahaman dua pendapat ulama tersebut di atas tidak ada jalan bagi orang-orang Wahhabi untuk membatah kita. Begitu juga dengan orang yang menafsirkan hadits Nabi ูŠูŽู†ู’ู€ุฒูู„ู ุฑูŽุจู‘ูู†ูŽุง ุชูŽุจูŽุงุฑูŽูƒูŽ ูˆูŽุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ูƒูู„ู‘ูŽ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุณู‘ู…ูŽุงุกู ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ุญูููŠู’ู†ูŽ ูŠูŽุจู’ู‚ูŽู‰ ุซูู„ูุซู ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู ุงู„ุขุฎูุฑู ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุฏู’ุนููˆู’ู†ููŠ ูุฃุณู’ุชูŽุฌููŠู’ุจูŽ ู„ูŽู‡ู ู…ู†ู’ ูŠูŽุณู’ุฃู„ูู†ููŠู’ ูุฃูุนู’ุทููŠูŽู‡ู ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑูู†ููŠ ููŽุฃูŽุบู’ููุฑูŽ ู„ูŽู‡ู dengan menafsirkan bahwa Allah bergerak dan turun dari atas ke langit dunia dan berdiam di sana sampai terbit fajar kemudian setelah itu Dia naik ke arah arsy maka orang tersebut telah menjadi kafir. Yang sangat mengherankan dari kaum Musyabbihah, seperti kaum Wahhabiyyah sekarang, mereka meyakini bahwa Allah sama besar dengan arsy, lalu mereka mengatakan bahwa Allah turun ke langit dunia, padahal mereka tahu bahwa besarnya langit dunia dibanding besarnya arsy seperti setetes air dibanding lautan luas, ini artinya dalam keyakinan mereka bahwa Allah ketika turun ke langit dunia menjadi sangat kecil, naโ€™udzu Billah. Ini merupakan bukti nyata akan kebodohan akal mereka. Lalu dengan pemahaman tersebut mereka juga berarti menetapkan bahwa perbuatan Allah hanya turun dan naik saja agar bersesesuaian dengan masing-masing sepertiga akhir malam di setiap bagian bumi ini oleh karena sepertiga akhir malam itu berbedaโ€“beda satu wilayah dengan lainnya. Ini juga merupakan bukti nyata akan kebodohan akal mereka. Makna yangbenar dari hadits tersebut adalah bahwa Malaikat turun dengan perintah Allah ke langit dunia, hingga ketika datang sepertiga akhir malam maka mereka menyeru bagi penduduk bumi sesuai apa yang diperintahkan oleh Allah sehingga terbit fajar โ€œSesungguhnya Tuhan kalian berkata Barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku beri ia, barangsiapa yang berdoโ€™a kepada-Ku maka akan Aku kabulkan baginya, barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni iaโ€. Pemahaman ini sebagaimana terdapat dalam riwayat al-Imam an-Nasa-i dengan riwayat shahih bahwa Rasulullah bersabda ุฅู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูŠูู…ู’ู‡ูู„ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูŽู…ู’ุถููŠูŽ ุดูŽุทู’ุฑู ุงู„ู„ู‘ูŠู’ู„ู ุงู„ุฃูˆู‘ูŽู„ู ููŽูŠุฃู’ู…ูุฑู ู…ูู†ูŽุงุฏููŠู‹ุง ููŽูŠูู†ูŽุงุฏููŠู’ .... โ€œSesungguhnya Allah membiarkan malam berlalu hingga lewat separuh malam pertama, setelah itu lalu Allah memerintahkan kepada malaikat untuk menyeru bagi penduduk bumi, maka ia berseruโ€ฆ..โ€. Kemudian dari pada itu sebagian para perawi al-Imam Bukhari telah memberi harakat โ€œDlammahโ€ pada kata โ€œYanzilu..โ€ menjadi โ€œYunziluโ€ฆโ€, dengan demikian maknanya semakin jelas bahwa yang turun ke langit dunia tersebut adalah adalah malaikat; dengan perintah Allah. Kesimpulannya, siapapun yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya, walaupun hanya dengan satu sifat saja, maka dia digolongkan sebagai Musyabbih Mujassim, dan sesuangguhnya seorang Mujassim itu seorang yang kafir sebagaimana dikatakan oleh al-Imam asy-Syafiโ€™i. Adapun makna perkataan al-Imam ar-Rifaโ€™i tersebut di atas adalah bahwa berpegangteguh dengan makna-makna zhahir dari teks-teks mutasyabihat, baik yang terdapat dalam al-Qurโ€™an maupun hadits, maka hal itu telah menjatuhkan banyak orang dalam kekufuran, karena hal itu telah menjatuhkan mereka dalam keyakinan tasybih. Al-Imam Ahmad ar-Rifaโ€™i juga berkata ุบูŽุงูŠูŽุฉู ุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุฑูููŽุฉู ุจูุงู„ู„ู‡ู ุงู„ุฅูŠู’ู‚ูŽุงู†ู ุจููˆูุฌููˆู’ุฏูู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ุจูู„ุงูŽ ูƒูŽูŠู’ูู ูˆูŽู„ุงูŽ ู…ูŽูƒูŽุงู†ู โ€œPuncak pengetahuan seseorang itu kepada Allah adalah dengan berkeyakinan bahwa Allah ada tanpa sifat benda dan tanpa tempatโ€œ. Maksudnya adalah bahwa puncak yang dapat diraih oleh seorang hamba untuk mengenal Allah adalah meyakini keberadaan-Nya tanpa mensifati-Nya dengan sifat-sifat benda, dan meyakini bahwa Allah ada tanpa tempat dan tanpa arah. Sesungguhnya ini inilah puncak pengetahuan maโ€™rifah kepada Allah dari para Nabi dan para Malaikat, serta para wali Allah. Karena mengenal maโ€™rifah Allah Allah bukan dengan cara membayangkan, bukan dengan cara memprakirakan, dan juga bukan dengan cara menyerupakan-Nya. Allah bukan benda dan Allah juga tidak dapat diperumpamakan oleh gambaran dan pikiran manusia. Sesuatu yang memiliki bentuk dan ukuran maka pasti bisa digambarkan oleh akal pikiran, sementara Allah bukan benda yang memiliki bentuk dan ukuran maka Dia tidak dapat digambarkan oleh akal pikiran manusia. Mengenal Allah cukup dengan meyakini-Nya bahwa Dia Maha ada, tidak dengan membayangkan-Nya berada pada arah tertentu; seperti arah atas. Jika orang Wahabiy mengatakan โ€œSesuatu yang ada itu harus memiliki arah dan tempat, bagaimana kalian mengatakan bahwa Allah ada tanpa arah dan tempat?!โ€, kita katakan kepadanya bahwa jika Allah memiliki arah dan tempat niscaya Dia akan mempunyai banyak keserupaan, juga jika Dia memiliki arah maka berarti ada yang menjadikan-Nya pada arah tersebut, padahal setiap yang โ€dijadikanโ€ itu pastilah dia itu makhluk, bukan Tuhan. Demikian inilah makna yang dimaksud dari perkataan al-Imam Ahmad ar-Rifaโ€™i di atas, dan beliau adalah seorang yang sangat mendalam dalam ilmu akidah, beliau telah mengungkapkan perkataannya tersebut dalam kitab โ€œHalatu Ahl al-Haqiqah Maโ€™a Allah โ€œ . Sebagian ulama berkata ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุจูุทููˆู’ู„ู ุงู„ุตู‘ูŽู…ู’ุชู ูŠูŽุง ุตูŽุงุญูุจูŽ ุงู„ู’ุญูุฌูŽุง ู„ูุชูŽุณู’ู„ูŽู…ูŽ ูููŠ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ูˆูŽูŠูŽูˆู’ู… ุงู„ู‚ูุจูŽุงู…ูŽุฉ โ€œHendaklah anda memperpanjang diam wahai orang yang punya akal, agar selamat di dunia dan akhirat / kiamat.โ€ Perkataan ini diambil dari sabda Rasulullah kepada Abu Dzar ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุจูุทููˆู’ู„ู ุงู„ุตู‘ูŽู…ู’ุชู ุฅู„ุงู‘ ู…ูู†ู’ ุฎูŽูŠู’ุฑู ููŽุฅู†ู‘ู‡ู ู…ูŽุทู’ุฑูŽุฏูŽุฉูŒ ู„ูู„ุดู‘ูŠู’ุทูŽุงู†ู ุนูŽู†ู’ูƒูŽ ูˆูŽุนูŽูˆู’ู†ูŒ ู„ูŽูƒูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃู…ู’ุฑู ุฏููŠู’ู†ููƒูŽ ุฑูˆุงู‡ ุงุจู† ุญุจุงู† โ€œHendaklah kamu memperpanjang diam kecuali kepada hal yang baik, karena demikian itu dapat megalahkan syaitan dan menolong kamu dalam urusan agamamu โ€œ HR. Ibnu Hibban. Seorang yang memiliki akal cerdas adalah orang yang selalu menghadirkan makna firman Allah ู…ูŽุง ูŠูŽู„ู’ููุธู ู…ูู†ู’ ู‚ูŽูˆู’ู„ู ุฅู„ุงู‘ ู„ูŽุฏูŽูŠู’ู‡ู ุฑูŽู‚ููŠู’ุจูŒ ุนูŽุชููŠู’ุฏูŒ ู‚ 18 โ€œTidaklah seseorang itu berucap dari sebuah perkataan kecuali dicatat oleh Malaikat Raqib dan Atidโ€œ QS. Qaf 18. Dia tidak akan berkata-kata kecuali bila ada manfaatnya. Wa Allah Aโ€™lam Bi Ash-Shawab, Wa Ilaih at-Tuklan Wa al-Maโ€™ab.