A few years ago, in a review of Gibran biographies in The New Yorker, Joan Acocella notes that Gibran’s publishing numbers for his ubiquitous The Prophet (1923) place him third all-time among poets, after Shakespeare and Lao-tzu, selling over nine million copies in the United States. But his pop culture prowess—first blooming in the 1930s MENCUKIL KARYA KHALIL GIBRAN > ANAKMU BUKAN MILIKMU < Mereka putera –puteri sang hidup yang rindu pada diri sendiri Lewat engkau mereka lahir,namun tidak dari kau Mereka ada padamu,tapi bukan haqmu Berikan mereka kasih sayangmu, tapi jangan sodorkan bentuk pikiranmu Karena mereka ada pada alam pikiran mereka sendiri Patut kau berikan rumah ” Salah satu ungkapan yang terkenal adalah “Didiklah anak-anakmu untuk masa yang bukan masamu” Ungkapan itu, tidak kurang dari 13 abad yang lalu disampaikan Ali Bin Abi Thalib R.A. bahwa masa-masa kita mengenyam pendidikan dulu tidak sama dengan pendidikan masa sekarang dan di masa yang akan datang. Tidak berlebihan apabila kita katakan Khalil Gibran. When love beckons to you, follow him, Though his ways are hard and steep. And when his wings enfold you yield to him, Though the sword hidden among his pinions may wound you. You Love. Khalil Gibran. Art is a step from what is obvious and well-known toward what is arcane and concealed. Hari ini kita akan membahas “6 Penulis Nonmuslim Bernama Arab yang Terkenal di Indonesia”. Saya menyebut bernama “Arab”, bukan “Islam”, karena sebagian mereka memang bukan muslim atau tidak menampilkan dirinya sebagai seorang muslim. Namun, nama Arabnya itu membuat sebagian orang awam di sini mengiranya sebagai muslim. Anakmu Bukanlah Milikmu – Khalil Gibran Anakmu bukanlah milikmu,mereka adalah putra putri sang Hidup,yang rindu akan dirinya sendiri. Mereka lahir lewat engkau,tetapi bukan dari engkau,mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu. Berikanlah mereka kasih sayangmu,namun jangan sodorkan pemikiranmu,sebab pada mereka ada alam pikirannya sendiri. Ini adalah salah satu puisi Khalil Gibran yang saya sukai. Saya bacakan saja begitu saja. Semoga bermanfaat. Dukung Channel saya ini dengan cara like, subscr Bagaimana mungkin pendapat tentang puisi KG, dijawab dengan HR. Abu Dawud : Cukup berdosa orang yang menyia-nyiakan tanggung jawab keluarga. Siapa yang menyia-nyiakan tanggung-jawab keluarga? Sedih aku mas, kalau tanggapannya tidak nyanthol ke persoalan. Persoalan pemahaman anakmu bukan anakmu koq dijawab menyia-nyiakan keluarga. CkIw.